MAKALAH
KARAKTERISTIK DAN RANGKAIAN DASAR
OP-AMP
Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
ELEKTRONIKA
DASAR
DOSEN
PEMBIMBING :
ARPENAS, S.Pd, M.Pd
DISUSUN OLEH
:
ELVA RIDIANTI
1410253765005
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) MUHAMMADIYAH WILAYAH JAMBI DI
SUNGAI PENUH
TAHUN
AKADEMIK 2015/2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat yang telah diberikan kepada kita semua termasuk kepada diri
penyusun, sehinga penyusun
dapat mengelesaikan makalah tepat pada waktu yang telah di tentukan. Salawat
serta salam tidak kita kirimkan kepada Sang Revolusioner sejati Nabiullah
Muhammad SAW, karna atas perjuangan Biliaulah Islam bisa berdiri tegak seperti
yang kita rasakan pada sa’at sekarang ini.
Dalam menyusun makalah ini, penyusun menyadari
bahwa didalamnya terdapat hal-hal yang kurang memuaskan bagi para pembaca yang
budiman, maka melalui kesempatan ini penyusun memohon maaf yang setulusnya
kepada para pembaca yang budiman jika tedapat hal-hal yang kurang berkenang
dalam isi malakah ini. Serta kritikan yang besifat membangun demi kesempurnaan
dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Akhiru kalam penyusun mengucapkan Billahi
Taufik Wal Hidayah Wassalamu Alaikum Warrahmatullahi Wabarakatu.
UjungPasir,05februari2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I PENDHULUAN ........................................................................................
A.
LATAR BELAKANG .............................................................................................
B.
RUMUSAN
MASALAH .........................................................................................
C.
TUJUAN
PENULISAN ..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................
A.
PENGERTIAN
OP-AMP ........................................................................................
B. KARAKTERISTIK OP-AMP .................................................................................
C. RANGKAIAN DASAR OP-AMP ...........................................................................
BAB III PENUTUP
..............................................................................................
A. KESIMPULAN.........................................................................................................
B.
SARAN
..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
|
1
2
3
3
3
3
4
4
4
7
13
13
13
14
|
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penguat
operasional (op amp) adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua masukan dan satu
keluaran. Penguat operasional (Op-Amp) dikemas dalam suatu rangkaian terpadu
(integrated circuit-IC). Salah satu tipe operasional amplifier (Op-Amp) yang
populer adalah LM741.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Penguat Operasional (OP-AMP)?
2. Bagaimana Karakteristik dari OP-AMP?
3. Bagaimana Rangkaian
Dasar dari OP-AMP ?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun
tujuan dari makalah ini yaitu; supaya mahasiswa mengetahui solusi daripada
rumusan masalah di atas, dan dapat mengaplikasikannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
OP-AMP
Penguat
operasional (bahasa
Inggris: operational
amplifier) atau yang biasa disebut op-amp merupakan suatu jenis penguat elektronika
dengan Hambatan (bahasa Inggris: coupling) arus searah
yang memiliki bati (faktor penguatan atau dalam bahasa Inggris: gain)
sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat operasional pada
umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit
terpadu
dan yang paling banyak digunakan adalah seri 741.
Penguat operasional
adalah perangkat yang sangat efisien dan serba guna. Contoh penggunaan penguat
operasional adalah untuk operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan
pengurangan
terhadap tegangan listrik hingga dikembangkan kepada penggunaan aplikatif
seperti komparator dan osilator dengan distorsi
rendah.
Penguat operasional
dalam bentuk rangkaian terpadu memiliki karakteristik yang mendekati
karakteristik penguat operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang
terdapat di dalamnya.
B.
KARAKTERISTIK OP/AMP
Karakteristik
penguat operasional ideal adalah :
1)
Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL =
-¥
2)
Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0
3)
Hambatan / Impedansi masukan (input resistance) RI = ¥
4)
Hambatan / Impedansi keluaran (output resistance) RO = 0
5)
Lebar pita (band width) BW = ¥
6)
Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik
7)
Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkin dapat
dicapai dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk
membuat Op Amp yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas.
Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus memiliki karakteristik yang mendekati
kondisi ideal. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu tentang kondisi-kondisi
ideal dari Op Amp.
1.
Penguatan
Tegangan Lingkar Terbuka
Penguatan
tegangan lingkar terbuka (open loop voltage gain) adalah penguatan
diferensial Op Amp pada kondisi dimana tidak terdapat umpan balik (feedback)
yang diterapkan padanya seberti yang terlihat pada gambar 2.2. Secara ideal,
penguatan tegangan lingkar terbuka adalah:
AVOL
=
Vo / Vid
= -¥
AVOL = Vo/(V1-v2) = -¥
Tanda
negatif menandakan bahwa tegangan keluaran VO berbeda fasa dengan
tegangan masukan Vid. Konsep tentang penguatan tegangan tak
berhingga tersebut sukar untuk divisualisasikan dan tidak mungkin untuk
diwujudkan. Suatu hal yang perlu untuk dimengerti adalah bahwa tegangan
keluaran VO jauh lebih besar daripada tegangan masukan Vid.
Dalam kondisi praktis, harga AVOL adalah antara 5000 (sekitar 74 dB)
hingga 100000 (sekitar 100 dB).
Tetapi
dalam penerapannya tegangan keluaran VO tidak lebih dari tegangan
catu yang diberikan pada Op Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk
menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil.
2.
Tegangan
Ofset Keluaran
Tegangan
ofset keluaran (output offset voltage) VOO adalah harga
tegangan keluaran dari Op Amp terhadap tanah (ground) pada kondisi
tegangan masukan Vid = 0. Secara ideal, harga VOO = 0 V.
Op Amp yang dapat memenuhi harga tersebut disebut sebagai Op Amp dengan CMR (common
mode rejection) ideal.
Tetapi
dalam kondisi praktis, akibat adanya ketidakseimbangan dan ketidakidentikan
dalam penguat diferensial dalam Op Amp tersebut, maka tegangan ofset VOO
biasanya berharga sedikit di atas 0 V. Apalagi apabila tidak digunakan umpan
balik maka harga VOO akan menjadi cukup besar untuk menimbulkan
saturasi pada keluaran. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu diterapakan
tegangan koreksi pada Op Amp. Hal ini dilakukan agar pada saat tegangan masukan
Vid = 0, tegangan keluaran VO juga = 0.
3.
Hambatan
Masukan
Hambatan
masukan (input resistance) Ri dari Op Amp adalah besar hambatan di
antara kedua masukan Op Amp. Secara ideal hambatan masukan Op Amp adalah tak
berhingga. Tetapi dalam kondisi praktis, harga hambatan masukan Op Amp adalah
antara 5 kW
hingga 20 MW,
tergantung pada tipe Op Amp. Harga ini biasanya diukur pada kondisi Op
Amp tanpa umpan balik. Apabila suatu umpan balik negatif (negative feedback)
diterapkan pada Op Amp, maka hambatan masukan Op Amp akan meningkat.
Dalam
suatu penguat, hambatan masukan yang besar adalah suatu hal yang diharapkan.
Semakin besar hambatan masukan suatu penguat, semakin baik penguat tersebut
dalam menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil. Dengan hambatan masukan
yang besar, maka sumber sinyal masukan tidak terbebani terlalu besar.
4.
Hambatan
Keluaran
Hambatan
Keluaran (output resistance) RO dari Op Amp adalah besarnya
hambatan dalam yang timbul pada saat Op Amp bekerja sebagai pembangkit sinyal.
Secara ideal harga hambatan keluaran RO Op Amp adalah = 0. Apabula
hal ini tercapai, maka seluruh tegangan keluaran Op Amp akan timbul pada beban
keluaran (RL), sehingga dalam suatu penguat, hambatan keluaran yang kecil
sangat diharapkan.
Dalam
kondisi praktis harga hambatan keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm
hingga ratusan ohm pada kondisi tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya umpan
balik, maka harga hambatan keluaran akan menurun hingga mendekati kondisi
ideal.
5.
Lebar Pita
Lebar
pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi tertentu dimana
tegangan keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari harga tegangan maksimum
pada saat amplitudo tegangan masukan konstan. Secara ideal, Op Amp memiliki
lebar pita yang tak terhingga. Tetapi dalam penerapannya, hal ini jauh dari
kenyataan.
Sebagian
besar Op Amp serba guan memiliki lebar pita hingga 1 MHz dan biasanya
diterapkan pada sinyal dengan frekuensi beberapa kiloHertz. Tetapi ada juga Op
Amp yang khusus dirancang untuk bekerja pada frekuensi beberapa MegaHertz. Op
Amp jenis ini juga harus didukung komponen eksternal yang dapat mengkompensasi
frekuensi tinggi agar dapat bekerja dengan baik.
6.
Waktu Tanggapan
Waktu
tanggapan (respon time) dari Op Amp adalah waktu yang diperlukan oleh
keluaran untuk berubah setelah masukan berubah. Secara ideal harga waktu respon
Op Amp adalah = 0 detik, yaitu keluaran harus berubah langsung pada saat
masukan berubah.
Tetapi
dalam prakteknya, waktu tanggapan dari Op Amp memang cepat tetapi tidak
langsung berubah sesuai masukan. Waktu tanggapan Op Amp umumnya adalah beberapa
mikro detik hal ini disebut juga slew rate. Perubahan keluaran yang
hanya beberapa mikrodetik setelah perubahan masukan tersebut umumnya disertai
dengan oveshoot yaitu lonjakan yang melebihi kondisi steady state.
Tetapi pada penerapan biasa, hal ini dapat diabaikan.
7.
Karakteristik Terhadap Suhu
Sebagai
mana diketahui, suatu bahan semikonduktor yang akan berubah karakteristiknya
apabila terjadi perubahan suhu yang cukup besar. Pada Op Amp yang ideal,
karakteristiknya tidak berubah terhadap perubahan suhu. Tetapi dalam prakteknya,
karakteristik sebuah Op Amp pada umumnya sedikit berubah, walaupun pada
penerapan biasa, perubahan tersebut dapat diabaikan.
C. RANGKAIAN DASAR OP/AMP
. Aplikasi Penguat
Operasional :
1. Pembanding
(Comparator)
Comparator
adalah penggunaan op amp sebagai pembanding antara tegangan yang masuk pada
input (+) dan input (-).
Jika input (+) lebih tinggi dari input (-) maka op amp akan
mengeluarkan tegangan positif dan jika input (-) lebih tinggi dari input (+)
maka op amp akan mengeluarkan tegangan negatif. Dengan demikian op amp dapat
dipakai untuk membandingkan dua buah tegangan yang berbeda.
Komparator membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah
keluarannya untuk menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi.
di mana Vs adalah tegangan catu daya dan penguat
operasional beroperasi di antara + Vs dan − Vs.)
2. Penguat
Pembalik (Inverting)
Penguat
pembalik adalah penggunanan op amp sebagai penguat sinyal dimana sinyal
outputnya berbalik fasa 180 derajat dari sinyal input.
ditempatkan
di antara masukan non-pembalik dan bumi. Walaupun tidak dibutuhkan, hal ini
mengurangi galat karena arus bias masukan.
Bati dari penguat ditentukan dari rasio antara
Rf dan Rin, yaitu:
Tanda
negatif menunjukkan bahwa keluaran adalah pembalikan dari masukan.
3. Penguat tidak
membalik (Non Inverting)
Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting Amplifier) merupakan penguat
sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa
yang sama dengan sinyal input. Penguat tak-membalik (non-inverting amplifier)
dapat dibangun menggunakan penguat operasional, karena penguat operasional
memang didesain untuk penguat sinyal baik membalik ataupun tak membalik.
Rangkain penguat tak-membalik ini dapat digunakan untuk memperkuat isyarat AC
maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan sinyal inputnya. Impedansi
masukan dari rangkaian penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) berharga
sangat tinggi dengan nilai impedansi sekitar 100 MOhm.
Rangkaian diatas merupakan salah satu contoh penguat tak-membalik
menggunakan sumber tegangan DC simetris. Dengan sinyal input yang diberikan
pada terminal input non-inverting, maka besarnya penguatan tegangan rangkaian
penguat tak membalik diatas tergantung pada harga Rin dan Rf yang dipasang.
Besarnya penguatan tegangan output dari rangkaian penguat tak membalik diatas
dapat dituliskan dalam persamaan matematis sebagai berikut:
Apabila besarnya nilai resistor Rf dan Rin rangkaian penguat tak
membalik diatas sama-sama 10KOhm makabesarnya penguatan tegangan dari rangkaian
penguat diatas dapat dihitung secara matematis sebagai berikut:
4. Penguat
Differensial
Penguat diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua
tegangan yang telah dikalikan dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh
nilai resistansi yaitu sebesar Rf/R1 untuk R1
= R2 dan Rf = Rg. Penguat jenis ini berbeda
dengan diferensiator. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
5. Differensiator
Kalau komponen C pada rangkaian penguat inverting di tempatkan di
depan, maka akan diperoleh rangkaian differensiator. Dengan analisa yang sama
seperti rangkaian integrator, akan diperoleh persamaan penguatannya :
Vout = -RC dvin/dt ...(7)
Rumus ini
secara matematis menunjukkan bahwa tegangan keluaran vout pada
rangkaian ini adalah differensiasi dari tegangan input vin. Contoh
praktis dari hubungan matematis ini adalah jika tegangan input berupa
sinyal segitiga, maka outputnya akan mengahasilkan sinyal kotak.
Bentuk rangkain differensiator adalah mirip dengan rangkaian
inverting. Sehingga jika berangkat dari rumus penguat inverting G = -R2/R1
dan pada rangkaian differensiator diketahui R2 = R dan R1
= Zc = 1/ωC maka
jika besaran ini disubtitusikan akan didapat rumus penguat differensiator
G(ω) = -ωRC …(8)
Dari hubungan ini terlihat sistem akan meloloskan frekuensi tinggi (high
pass filter), dimana besar penguatan berbanding lurus dengan frekuensi.
Namun demikian, sistem seperti ini akan menguatkan noise yang umumnya
berfrekuensi tinggi. Untuk praktisnya, rangkain ini dibuat dengan penguatan dc
sebesar 1 (unity gain). Biasanya kapasitor diseri dengan sebuah resistor
yang nilainya sama dengan R. Dengan cara ini akan diperoleh penguatan 1 (unity
gain) pada nilai frekuensi cutoff tertentu.
Mendiferensiasikan sinyal hasil pembalikan
terhadap waktu dengan persamaan:
di mana Vin dan Vout adalah fungsi dari waktu. Pada dasarnya
diferensiator dapat juga dibangun dari integrator dengan cara mengganti
kapasitor dengan induktor, namun tidak dilakukan karena harga induktor yang mahal dan
bentuknya yang besar. Differensiator dapat juga dilihat sebagai tapis
pelewat-rendah dan dapat digunakan sebagai tapis aktif.
Contoh
soal
1. Sebuah rangkaian
op-amp pembalik seperti gambar di bawah memiliki nilai-nilai yaitu: tahanan
feed back = 330 kΩ; tahanan input = 1 kΩ; dan tegangan input = 17 mV. Hitung berapa perolehan
tegangan (Av), tegangan output (Vout) dan tegangan catu daya (Vcc) pada
rangkaian tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
Rf = 330 kΩ = 330.000 Ω
Rin = 1 kΩ = 1.000 Ω
Vin = 17 mV = 0,017 V
Av = − Rf ÷ Rin = − 330.000 ÷ 1.000 = − 330
Vout = Av × Vin = − 330 × 0,017 V = − 5,61 V
Apabila input yang diberikan adalah +17 mV, maka output yang dihasilkan adalah
− 5,61 V. Hal ini mengasumsikan bahwa tegangan catu daya (Vcc) yang digunakan
memungkinkan output bergerak mencapai nilai itu. Sebuah
catu daya ±6V terlalu kecil
untuk itu, oleh karenanya membutuhkan catu daya dengan rating tegangan
setidaknya ±8V (atau
sekitar ±150% × Vout), untuk menguatkan tegangan
input sebesar 17 mV.
Sehingga diperoleh Av = − 330; Vout = − 5,61 V; Vcc = ±8 V.
2. Rangkaian seperti
gambar contoh soal 1, diketahui:
Rin = 4k7Ω; Rf = 220 kΩ; dan Vin =
50 mV. Hitung Av, Vout dan Vcc.
Penyelesaian:
Av = − Rf ÷ Rin = − 220.000 ÷ 4.700 = − 46,8
Vout = Av × Vin = − 46,8 × 0,050 V = − 2,34 V
Vcc = ±150% × Vout = ±150% × −2,34 V = ±3,51 V
maka didapatkan Av = − 46,8; Vout = −2,34 V; Vcc = ±3,51 V.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan :
1. Operational Amplifier atau yang biasa disingkat Op-Amp adalah salah
satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi elektronika.
2. Aplikasi Ap-Omp yang sering digunakan adalah aplikasi rangkaian
inverter, non-inverter, diferensiator, dan integrator.
3. Pada dasarnya Op-amp adalah sebuah Differntial Amplifier yang
memiliki 2 input masukan yaitu input inverting (V-) dan input non-inverting
(V+).
4. Beberapa penggunaan umum dari penguat operasional dalam contoh
sirkuit:
a. Komparator (pembanding)
b. Penguat pembalik
c.
Penguat non-pembalik
d. Diferensial
Saran :
Kami
menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, kritik dan saran dari rekan-rekan atau teman-teman sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno,1987,Elektronika Teori dasar dan
Penerapannya Jilid 2.ITB: Bandung
Tim Elektronika Lanjutan,2010,Elektronika
lanjutan.Unimed:Medan
Woolard, Barry G, 1988, Elektronika Praktis.Pradnya
Pramita:Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/elektronika_lanjutan